ISO 14001:2015

Environmental Management System (EMS)

ISO 14001:2015 adalah standar yang menetapkan persyaratan untuk sistem manajemen lingkungan (SML) yang dapat digunakan organisasi untuk meningkatkan kinerja lingkungannya. Standar ini dirancang untuk membantu organisasi dari semua jenis dan ukuran, di semua sektor, untuk:

  • Mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

  • Meningkatkan efisiensi sumber daya.

  • Mengurangi risiko lingkungan.

  • Meningkatkan reputasi dan kepercayaan pemangku kepentingan.

  • Mencapai tujuan lingkungan.

  • Memenuhi kewajiban kepatuhan.

ISO 14001:2015 didasarkan pada siklus Plan-Do-Check-Act (PDCA), yang merupakan pendekatan sistematis untuk peningkatan berkelanjutan. Ini berarti organisasi terus-menerus merencanakan, menerapkan, memeriksa, dan menindaklanjuti tindakan untuk meningkatkan kinerja lingkungannya.

Struktur Tingkat Tinggi (High-Level Structure – HLS)

Salah satu perubahan signifikan dari ISO 14001:2004 adalah adopsi Struktur Tingkat Tinggi (High-Level Structure – HLS). HLS merupakan kerangka kerja yang sama untuk semua standar sistem manajemen ISO, seperti ISO 9001 (Manajemen Mutu), ISO 45001 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja), dan ISO 27001 (Keamanan Informasi). Tujuan dari HLS adalah untuk memfasilitasi integrasi yang lebih mudah antara berbagai sistem manajemen dalam suatu organisasi.

HLS ISO 14001:2015 terdiri dari 10 klausul utama:

  1. Ruang Lingkup (Scope): Menjelaskan tujuan dan penerapan standar ISO 14001. SML berlaku untuk aspek lingkungan dari kegiatan, produk, dan jasa organisasi yang dapat dikendalikan atau dipengaruhi, mempertimbangkan perspektif siklus hidup.

  2. Referensi Normatif (Normative References): Menyebutkan standar ISO 14001 itu sendiri sebagai satu-satunya referensi normatif.

  3. Istilah dan Definisi (Terms and Definitions): Memberikan definisi istilah-istilah penting yang digunakan dalam standar. Memahami definisi ini sangat penting untuk interpretasi dan implementasi yang tepat.

  4. Konteks Organisasi (Context of the Organization): Klausul ini menekankan pentingnya memahami konteks internal dan eksternal organisasi yang relevan dengan tujuan dan dampak lingkungan. Ini melibatkan identifikasi isu-isu internal (misalnya, budaya perusahaan, sumber daya) dan eksternal (misalnya, peraturan, tren pasar, ekspektasi pemangku kepentingan) yang dapat memengaruhi kemampuan organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan dari SML. Klausul ini juga memperkenalkan konsep “pemangku kepentingan” dan kebutuhan serta harapan mereka.

  5. Kepemimpinan (Leadership): Menekankan peran penting kepemimpinan puncak dalam membangun dan memelihara SML yang efektif. Kepemimpinan puncak harus menunjukkan komitmen terhadap perlindungan lingkungan, menyediakan sumber daya yang memadai, dan mengkomunikasikan pentingnya SML kepada seluruh organisasi. Ini termasuk menetapkan kebijakan lingkungan, memastikan integrasi persyaratan SML ke dalam proses bisnis, dan mempromosikan budaya perbaikan berkelanjutan.

  6. Perencanaan (Planning): Klausul ini membahas bagaimana organisasi harus merencanakan SML-nya, termasuk:

    • Tindakan untuk Mengatasi Risiko dan Peluang: Mengidentifikasi risiko dan peluang yang terkait dengan aspek lingkungan, kewajiban kepatuhan, dan isu-isu konteks organisasi. Organisasi harus menentukan bagaimana risiko dan peluang ini akan diatasi, misalnya melalui tindakan pencegahan, mitigasi, atau pemanfaatan peluang.

    • Tujuan Lingkungan dan Perencanaan untuk Mencapainya: Menetapkan tujuan lingkungan yang terukur, realistis, dan relevan dengan kebijakan lingkungan organisasi. Organisasi harus mengembangkan rencana untuk mencapai tujuan-tujuan ini, termasuk menentukan apa yang akan dilakukan, sumber daya yang dibutuhkan, siapa yang bertanggung jawab, kapan akan diselesaikan, dan bagaimana hasilnya akan dievaluasi.

    • Perencanaan untuk Mencapai Tujuan Lingkungan: Merencanakan bagaimana tujuan lingkungan akan dicapai, termasuk alokasi tanggung jawab, penetapan tenggat waktu, dan penentuan sumber daya yang dibutuhkan.

  7. Pendukung (Support): Menekankan pentingnya menyediakan sumber daya yang memadai untuk mendukung SML, termasuk:

    • Sumber Daya: Menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk membangun, menerapkan, memelihara, dan terus meningkatkan SML. Ini termasuk sumber daya manusia, infrastruktur, teknologi, dan keuangan.

    • Kompetensi: Memastikan bahwa personel yang melakukan pekerjaan yang memengaruhi kinerja lingkungan kompeten berdasarkan pendidikan, pelatihan, atau pengalaman yang sesuai. Organisasi harus mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan memberikan pelatihan yang diperlukan.

    • Kesadaran: Meningkatkan kesadaran karyawan tentang kebijakan lingkungan, aspek lingkungan yang signifikan, dan kontribusi mereka terhadap efektivitas SML.

    • Komunikasi: Menetapkan proses komunikasi internal dan eksternal yang efektif. Ini termasuk mengkomunikasikan informasi tentang SML kepada karyawan, pemangku kepentingan, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.

    • Informasi Terdokumentasi: Memelihara informasi terdokumentasi yang diperlukan untuk menunjukkan efektivitas SML. Ini termasuk kebijakan lingkungan, prosedur, catatan, dan dokumen lainnya.

  8. Operasi (Operation): Fokus pada penerapan SML dalam operasi sehari-hari organisasi. Klausul ini mencakup:

    • Perencanaan dan Pengendalian Operasi: Merencanakan, menerapkan, dan mengendalikan proses operasi yang terkait dengan aspek lingkungan yang signifikan. Ini termasuk menetapkan prosedur operasi, mengendalikan material dan energi, mengelola limbah, dan mencegah pencemaran.

    • Kesiapan dan Tanggapan Terhadap Keadaan Darurat: Menetapkan prosedur untuk merespons keadaan darurat yang dapat berdampak pada lingkungan. Ini termasuk identifikasi potensi keadaan darurat, pengembangan rencana tanggap darurat, pengujian rencana, dan pelatihan personel.

  9. Evaluasi Kinerja (Performance Evaluation): Memantau, mengukur, menganalisis, dan mengevaluasi kinerja lingkungan organisasi. Klausul ini mencakup:

    • Pemantauan, Pengukuran, Analisis, dan Evaluasi: Menetapkan proses untuk memantau dan mengukur kinerja lingkungan. Ini termasuk pemilihan indikator kinerja utama (KPI), pengumpulan data, analisis data, dan evaluasi kinerja terhadap tujuan lingkungan.

    • Audit Internal: Melakukan audit internal secara berkala untuk memverifikasi bahwa SML sesuai dengan persyaratan ISO 14001 dan diterapkan serta dipelihara secara efektif.

    • Tinjauan Manajemen: Melakukan tinjauan manajemen secara berkala untuk memastikan kesesuaian, kecukupan, efektivitas, dan keselarasan berkelanjutan dari SML dengan arah strategis organisasi. Tinjauan manajemen harus mempertimbangkan hasil audit internal, umpan balik dari pemangku kepentingan, dan perubahan dalam konteks organisasi.

  10. Perbaikan (Improvement): Menekankan pentingnya perbaikan berkelanjutan dari SML. Klausul ini mencakup:

    • Ketidaksesuaian dan Tindakan Korektif: Mengidentifikasi dan mengoreksi ketidaksesuaian dalam SML. Ini termasuk penyelidikan penyebab ketidaksesuaian, pengembangan tindakan korektif, dan verifikasi efektivitas tindakan korektif.

    • Peningkatan Berkelanjutan: Terus meningkatkan kesesuaian, kecukupan, dan efektivitas SML. Ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti penerapan teknologi baru, peningkatan proses, dan pelatihan personel.

Perubahan Utama dari ISO 14001:2004

Berikut adalah beberapa perubahan utama dari ISO 14001:2004 ke ISO 14001:2015:

  • Struktur Tingkat Tinggi (HLS): Seperti yang dijelaskan sebelumnya, adopsi HLS memfasilitasi integrasi dengan standar sistem manajemen lainnya.

  • Konteks Organisasi: Penekanan yang lebih kuat pada pemahaman konteks internal dan eksternal organisasi, serta kebutuhan dan harapan pemangku kepentingan.

  • Kepemimpinan: Peran kepemimpinan puncak lebih ditekankan dalam ISO 14001:2015.

  • Risiko dan Peluang: Fokus yang lebih kuat pada identifikasi dan pengelolaan risiko dan peluang yang terkait dengan aspek lingkungan dan SML.

  • Siklus Hidup: Pertimbangan perspektif siklus hidup dalam identifikasi aspek lingkungan. Ini berarti organisasi perlu mempertimbangkan dampak lingkungan dari produk dan jasanya dari ekstraksi bahan baku hingga pembuangan akhir.

  • Komunikasi: Persyaratan yang lebih rinci untuk komunikasi internal dan eksternal.

  • Informasi Terdokumentasi: Istilah “informasi terdokumentasi” menggantikan “dokumen” dan “catatan,” memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam cara organisasi mengelola informasi.

  • Peningkatan Berkelanjutan: Fokus yang lebih kuat pada peningkatan berkelanjutan dari kinerja lingkungan.

Manfaat Implementasi ISO 14001:2015

Implementasi ISO 14001:2015 dapat memberikan berbagai manfaat bagi organisasi, termasuk:

  • Peningkatan Kinerja Lingkungan: Mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, seperti polusi, penggunaan sumber daya yang berlebihan, dan produksi limbah.

  • Peningkatan Efisiensi Sumber Daya: Mengurangi konsumsi energi, air, dan bahan baku, sehingga mengurangi biaya operasional.

  • Pengurangan Risiko Lingkungan: Mengidentifikasi dan mengelola risiko lingkungan, seperti tumpahan bahan berbahaya, kebakaran hutan, dan pelanggaran peraturan.

  • Peningkatan Reputasi dan Kepercayaan Pemangku Kepentingan: Menunjukkan komitmen terhadap perlindungan lingkungan kepada pelanggan, investor, karyawan, dan masyarakat.

  • Keunggulan Kompetitif: Meningkatkan daya saing di pasar dengan memenuhi persyaratan pelanggan dan mendapatkan sertifikasi ISO 14001.

  • Kepatuhan Terhadap Peraturan: Memastikan kepatuhan terhadap peraturan lingkungan yang berlaku.

  • Peningkatan Semangat Karyawan: Meningkatkan semangat dan keterlibatan karyawan dengan memberikan kesempatan untuk berkontribusi pada perlindungan lingkungan.

  • Akses ke Pasar Baru: Membuka peluang pasar baru, terutama di pasar yang mengharuskan pemasok memiliki sertifikasi ISO 14001.

  • Pengurangan Biaya Asuransi: Mengurangi biaya asuransi dengan menunjukkan bahwa organisasi telah mengambil langkah-langkah untuk mengelola risiko lingkungan.

Langkah-Langkah Implementasi ISO 14001:2015

Berikut adalah langkah-langkah umum untuk mengimplementasikan ISO 14001:2015:

  1. Dapatkan Dukungan Kepemimpinan Puncak: Pastikan bahwa kepemimpinan puncak berkomitmen terhadap implementasi ISO 14001 dan menyediakan sumber daya yang diperlukan.

  2. Bentuk Tim Implementasi: Bentuk tim implementasi yang terdiri dari perwakilan dari berbagai departemen.

  3. Lakukan Analisis Kesenjangan (Gap Analysis): Identifikasi kesenjangan antara praktik saat ini dan persyaratan ISO 14001:2015.

  4. Tetapkan Kebijakan Lingkungan: Kembangkan kebijakan lingkungan yang sesuai dengan visi dan misi organisasi.

  5. Identifikasi Aspek Lingkungan: Identifikasi semua aspek lingkungan dari kegiatan, produk, dan jasa organisasi.

  6. Nilai Aspek Lingkungan: Nilai aspek lingkungan untuk menentukan aspek yang signifikan.

  7. Identifikasi Kewajiban Kepatuhan: Identifikasi semua kewajiban kepatuhan yang berlaku untuk organisasi.

  8. Tetapkan Tujuan Lingkungan: Tetapkan tujuan lingkungan yang terukur, realistis, dan relevan.

  9. Kembangkan Rencana Tindakan: Kembangkan rencana tindakan untuk mencapai tujuan lingkungan.

  10. Terapkan SML: Terapkan SML sesuai dengan persyaratan ISO 14001:2015.

  11. Lakukan Pelatihan: Berikan pelatihan kepada karyawan tentang kebijakan lingkungan, aspek lingkungan yang signifikan, dan peran mereka dalam SML.

  12. Dokumentasikan SML: Dokumentasikan SML, termasuk kebijakan, prosedur, dan catatan.

  13. Lakukan Audit Internal: Lakukan audit internal secara berkala untuk memverifikasi bahwa SML sesuai dengan persyaratan ISO 14001 dan diterapkan secara efektif.

  14. Lakukan Tinjauan Manajemen: Lakukan tinjauan manajemen secara berkala untuk memastikan kesesuaian, kecukupan, dan efektivitas SML.

  15. Dapatkan Sertifikasi (Opsional): Jika diinginkan, ajukan permohonan sertifikasi ISO 14001:2015 kepada badan sertifikasi terakreditasi.

ISO 14001:2015 adalah alat yang ampuh untuk membantu organisasi meningkatkan kinerja lingkungannya. Dengan mengimplementasikan SML yang sesuai dengan standar ini, organisasi dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, meningkatkan efisiensi sumber daya, mengurangi risiko lingkungan, dan meningkatkan reputasi dan kepercayaan pemangku kepentingan. Implementasi yang efektif membutuhkan komitmen dari kepemimpinan puncak, keterlibatan karyawan, dan pendekatan sistematis untuk perbaikan berkelanjutan. Memahami klausul-klausul utama, perubahan dari versi sebelumnya, dan manfaat implementasi akan membantu organisasi berhasil menerapkan dan memelihara SML yang efektif dan mencapai tujuan lingkungan mereka.

Akreditasi ISO 14001:2015 yang kami tawarkan

  1. ISO 14001:2015 Environmental Management System (EMS) akreditasi IDCAB
  2. ISO 14001:2015 Environmental Management System (EMS) non akreditasi Sapta Mutu Utama
  3. ISO 14001:2015 Environmental Management System (EMS) akreditasi IAS